Senin, 29 Maret 2010

Management Trainee, sebuah program idealis ataukah sebuah kebutuhan?

Kalau mendengar kata Program Management Trainee, maka secara cepat kita akan berpikir tentang sebuah program karir jalan tol. Bukan jalan tol yang dapat diasuransikan, tapi maksudnya adalah, orang-orang yang ikut dalam program ini adalah orang - orang pilihan yang sengaja dipersiapkan untuk cepat mencapai posisi pimpinan di perusahaan yang bersangkutan. Apakah memang demikian? dan bagaimana pengaruh program ini terhadap hasil yang diharapkan oleh perusahan?

Memang benar, Program Management Trainee adalah program pengembangan pegawai dengan pola rekrutmen dan jalur yang khusus. Khusus karena kriteria rekrutmen yang dipakai biasanya lebih tinggi, dan kadang kala sangat tinggi bila dibandingkan dengan kriteria rekrutmen untuk pegawai dengan pola biasa. Mulai dari syarat Indeks Prestasi yang tinggi (dlm. banyak persyaratan angka yang dipakai rata – rata IP > 3.0), IQ yang tinggi, pengalaman organisasi yang memadai sampai penguasaan bahasa Inggris yang baik.

Dibandingkan dengan industri yang lain, Industri asuransi harus kita akui terlambat dalam memakai pola Management Trainee (MT) dalam hal rekrutmen pegawai – pegawai barunya. Sebagai contoh, dalam dunia perbankan hampir dapat dipastikan bagaimana peranan para lulusan MANAGEMENT Associate Citi Bank dalam memainkan peranan dalam indutri perbankan nasional. Unutk industri ini saat ini hampir semua bank memiliki sistem rekrutmen serupa dengan Management Trainee. Bagaimana dengan industri asuransi?

Sejarah Management Trainee di Dunia Asuransi

PT. Asuransi Bintang dan PT. ReINDO dan PT. Asuransi Ramayana dapat dikatakan sebagai perusanaan asuransi pertama yang memakai pola ini. Khusus untuk Ramayana, pola ini baru dipakai untuk satu angkatan. Di tahun 1995 Ramayana merekrut 16 MT yang pada saat ini 2 orang dari antara mereka sudah mencapai posisi Ka. Div. dan sebagian besar dari mereka sudah mencapai posisi Manager. Berbeda dengan Ramayana, Bintang sudah mencapai XX angkatan atau ReINDO yang sudah memiliki tiga angkatan MT. PT. Asuransi Central Asia juga sudah mulai menggunakan pola ini.

Kenapa dibutuhkan Management Trainee?

Berbeda dengan pegawai lain para Management Trainee biasanya harus mengalami masa rotasi. Lamanya bervariasi, ada yang enam bulan dan ada yang satu tahun. Selama masa ini para trainee akan dirotasi ke semua bagian yang ada. Di setiap bagian mereka belajar dan biasanya pada akhir periode mereka harus membuat laporan dan rekomendasi apa yang menurut mereka dapat diperbaiki di bagian tersebut. Pandangan para MT ini biasanya lebih objektif karena mereka belum lama telibat dan tidak memiliki kepentingan apa – apa terhadap apa yang mereka usulkan.

Tapi sebenarnya masalahnya atau kepentingannya jauh lebih besar dari itu. Seperti apa yang dikemukakan oleh Munir Sjamsoedin (mantan Dirut PT. ReINDO dan saat ini Dirut PT. TPI) keinginan merekrut pegawai dengan pola MT timbul karena keinginan akan adanya perubahan dalam pola kerja dan tingkat pengetahuan, ke arah yang lebih baik tentunya.

Lebih spesifiknya untuk mendapatkan pegawai yang market oriented, efisien, dan dengan pengetahuan asuransi yang luas dan pegawai dengan jenis ini harus diperoleh dalam waktu cepat.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, para MT harus mengalami masa rotasi. Program rotasi inilah yang memungkinkan para lulusan MT ini kemudian dipandang layak dipromosikan dengan cepat ke level yang tinggi. Karena dengan rotasi maka para MT memiliki pandangan yang relatif lengkap tentang bagaimana perusahaan dijalankan. Mereka tahu bagaimana sebuah divisi bekerja dan bagaimana setiap bagian dan seksi – seksi dibawahnya saling berinteraksi. Pegawai dengan jalur karir biasa membutuhkan waktu bertahun – tahun untuk mendapatkan kesempatan rotasi semntara MT harus menyelesaikannya dalam waktu cepat (MT ReINDO harus menyelesaikan semua rotasi dalam waktu enam bulan). Dengan bekal pengetahuan yang mereka peroleh pada saat rotasi maka MT diharapkan memiliki kemampuan memecahkan masalah yang tinggi. Kalau saja ada satu masalah maka MT seharusnya tahu di bagian mana perbaikan harus dimulai, keterkaitan dengan bagian lain dan menentukan pada sisi - sisi mana tiap – tiap bagian dapat bekerja sama.

Satu hal yang akan selalu terjadi pada perusahaan – perusahaan yang merekrut MT. Terjadi perubahan suasana kerja. Seperti apa yang dikemukakan oleh Ade Achmad, Ka. Div. Underwriting di PT. Asuransi Ramayana, “Kehadiran anak – anak MT membawa angin segar dalam suasana kerja”. Salah satu yang menjadi keunggulan anak – anak MT adalah: mereka pernah dididik dalam kelompok secara idealis oleh perusahaan. Idealisme ini biasanya tertanam kuat di dalam hati dan pikiran lulusan MT. MT biasanya mendapatkan akses langsung tentang visi Direktur (biasanya Direktur Utama-nya) tentang bagaiamana perusahaan ini harus dijalankan dan ke arah mana akan dibawa. Baru masuk ke dunia kerja dan langsung terekspos pada hal – hal yang bersifat strategis yang disampaikan oleh orang nomor satu di perusahaan biasanya membuat peserta MT memiliki komitmen untuk selalu melakukan yang terbaik untuk perusahaan. Dengan masuknya MT ke semua bagian akan mendorong bagian – bagian tersebut tetap dinamis dan tidak terpuruk dalam kebiasaan yang sudah dijalankan selama bertahun – tahun.

http:www.reindo.co.id/reinfokus/edisi19/management_trainee.html

Read More.. Read More..

Minggu, 28 Maret 2010

8 keterampilan paling dicari perusahaan

Apakah anda punya salah satunya ..?

Seperti tiap orang yang ingin karirnya maju, masa depan karir anda juga ditentukan keterampilan yang anda miliki dan dapat anda 'jual' pada perusahaan. Dan para pencari kerja dengan keterampilan yang diinginkan perusahaan pencari kerja itulah, yang akan lebih cepat mendapatkan pekerjaan.

Sebenarnya, anda dapat meningkatkan keterampilan yang anda miliki lho, tentu saja tergantung dengan minat, kemampuan, bakat, kecukupan dana dan kesesuaian target karir. Tetapi, mengingat ketidakpastian ekonomi seperti sekarang ataupun saat mendatang, maka lebih baik anda mengutamakan untuk memiliki keterampilan yang berguna untuk peningkatan karir anda dalam waktu dekat. Berikut ini 8 keterampilan yang paling dicari saat ini,menurut penelitian Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat.

1.Keterampilan bahasa asing
Pada jaman modern seperti ini, penguasaan bahasa asing sudah menjadi syarat mutlak di semua perusahaan ketika mereka membuka lowongan pekerjaan. Karena itu, mereka yang menguasai bahasa asing seperti Inggris, Jepang, China, Jerman dan Perancis, acapkali lebih disukai dan diprioritaskan dalam ujian saringan masuk di sebuah perusahaan. Bidang kerja spesifik yang masuk kategori ini misalnya penterjemah, diplomat dll.




2.Keterampilan teknis tentang mesin
Saat ini, teknologi adalah mutlak diperlukan di semua bidang usaha. Bagian instalasi yang memperbaiki sebagian besar jaringan listrik suatu gedung, peralatan elektronik dan sebagainya. Insinyur, bagian telekomunikasi, ahli otomotif, ahli transportasi adalah sebagian diantara bidang kerja yang masuk dalam kategori ini.


3.Keterampilan dalam mengelola sumber daya manusia
Umumnya, perusahaan yang mempunyai pegawai lebih dari satu orang, tentu mempunyai masalah yang berhubungan erat dengan bagaimana melakukan interaksi timbal balik di perusahaan itu. Sehingga sudah pasti, sukses sebuah perusahaan sangat bergantung pada bagaimana para pegawai di semua lini perusahaan itu dapat saling bekerja sama. Mereka yang bergerak di bidang kerja ini umumnya memang memahami dan menangani segala kebutuhan para pekerja di suatu perusahaan.


4.Keterampilan di bidang pemrograman komputer
Perusahaan masa kini telah sangat bergantung pada sistem komputerisasi yang canggih. Itulah sebabnya, mereka membutuhkan orang-orang yang mengerti secara detil seluk beluk program komputer. Jika anda mempunyai keterampilan berupa penguasaan seluk beluk tentang HTML, Visual Basic, Unix atau SQL Server, anda akan menjadi salahsatu aset besar perusahaan dan berpeluang meningkatkan karir anda.


5.Keterampilan Mengajar
Sebagai bagian dari komunitas modern yang selalu berkembang setiap waktu, perusahaan masa kini kerap menginginkan anak buahnya mempuanyai pengetahuan yang multi dimensi, bahkan yang bukan bidang kerjanya. Sebab itu, kini banyak perusahaan menggaji pengajar khusus untuk meberikan kursus tambahan bagi karyawannya, misalnya perpajakan, bisnis manajemen, pelayanan sosial atau manajemen administrasi. Mereka yang memiliki pengetahuan multi disipliner semacam ini biasanya kerap 'dikejar' banyak perusahaan untuk memberikan 'short course' bagi pegawai mereka.


6.Keterampilan manajemen keuangan
Seperti juga dalam keluarga, perusahaan juga membutuhkan perencanaan keuangan yang sistematis untuk kelangsungan hidup jangka panjangnya. Banyak perusahaan seringkali mendatangkan penasihat bisnis, investasi dan perencanaan keuangan yang ideal bagi masa depan mereka. Oleh karena itulah, anda yang mempunyai kemampuan di bidang akuntansi, perencana keuangan atau bisnis dan investasi, akan selalu menjadi incaran perusahaan-perusahaan.

7.Keterampilan ilmu kimia dan matematika
Banyak sekali kemajuan besar di dunia ini tercipta dari beragam penemuan di bidang kimia dan obat-obatan. Oleh karena itu, kebutuhan pasar kerja terhadap sumber daya manusia di bidang kimia, fisika, biologi ini akan selalu tinggi dan tidak akan pernah surut. Bidang kerja yang termasuk di dalamnya misalnya apoteker, ahli pangan dan obat-obatan, peneliti, dll.

8.Keterampilan memecahkan masalah
Berbagai tugas yang kita hadapi setiap harinya, baik secara personal dan juga dari segi bisnis merupakan hal yang kompleks yang kerap terjadi. Mereka yang mampu mengidentifikasi berbagai masalah, mencari solusi, membuat keputusan-keputusan yang efektif adalah nilai tambah yang paling dicari perusahaan. Yang masuk dalam kategori ini misalnya bidang kerja bisnis administrasi, konsultan manajemen, administrasi negara, ilmu pengetahuan, obat-obatan atau insinyur.

Read More.. Read More..

TIPS Menghadapi Psikotest

Phsicology Test/Tes Psikologi sebagai bagian dalam tahapan penerimaan calon pegawai. Keunikan dari tes ini adalah pada “ketidakpastiannya”. Mengapa? Karena faktor ini dapat memutarbalikan perhitungan logis potensi seseorang. Sebagai contoh, seseorang lulusan perguruan tinggi terbaik di negeri ini dengan IPK : 3 tidak dapat lolos dari lobang jarum ujian psikotes sehingga akhirnya harus berwirausaha karena belum pernah mampu melewati psikotes untuk diterima bekerja di sebuah perusahaan. Memang ini ironi, namun ini fakta. Psikotes memang merupakan fenomena tersendiri bagi para pelamar kerja.

1. Tes Logika Aritmatika. Tes ini terdiri atas deret angka. Yang diukur dalam tes ini adalah kemampuan analisa anda dalam memahami pola-pola/kecenderungan tertentu (dalam wujud deret angka) untuk kemudian memprediksikan hal-hal lain berdasarkan pola tersebut.

Tipsnya:

* jangan terpaku pada deret hitung atau deret ukur perhitungan matematika saja yaitu jangan terpaku pada 3 -4 angka terdepan dalam deret namun adakalanya anda melihat deret secara keseluruhan karena pola bisa berupa urutan, pengelompokan berurutan maupun pengelompokan loncat.
* Ingat keterbatasan waktu. Jangan terlalu asyik dan terpaku hanya pada sebuah soal yang penasaran ingin anda pecahkan, lompati ke soal berikutnya karena terkadang soal di bawahnya lebih mudah dipecahkan dibandingkan soal sebelumnya.

Contoh:

- 16 8 4 2 1 1/2 … …
- 45 15 18 6 9 3 … …

2. Tes Logika Penalaran. Tes ini terdiri atas deret gambar baik 2 maupun 3 dimensi. Yang ingin diukur dalam tes ini adalah kemapuan anda dalam memahami pola-pola/kecenderungan tertentu (dalam wujud gambar) untuk kemudian melakukan prediksi berdasarkan pola anda tersebut:

Tipsnya: konsetrasi, hati-hati dan teliti. Karena bentuk-bentuk yang ditawarkan hampir serupa walau tak sama.

3. Analog Verbal Test. Tes ini terdiri atas 40 soal yang berisi sinonim/antonim/analog suatu kata. Yang diukur dalam tes ini adalah kemampuan logika anda terhadap sebuah kondisi, untuk melihat sejauh mana anda memahami sebab-akibat suatu permasalahan.

Tipsnya: Apabila anda bermasalah dengan konsentrasi dan logika, anda bisa mem-bypass-nya dengan menghafal soal dan jawaban. Karena beberapa kali penulis menghadapi tes in, soal yang diberikan relatif sama.

Contoh:

- wanita : kebaya = pria :
- a. sepatu b. baju c. topi d. jas

- kubus : pyramid = empat persegi :
- a. peti b. mesir c. pentagon d. segitiga

4. Kraeplien/Pauli. Tes ini terdiri atas gugusan angka-angka yang tersusun secara membujur (atas-bawah) dalam bentuk lajur-lajur. Calon pegawai diminta untuk menjumlahkan dua angka yang berdekatan dalam waktu tertentu di setiap kolom dan menuliskan disampingnya. Yang diukur dalam tes ini adalah konsistensi, ketahanan, sikap terhadap tekanan, kemampuan daya penyesuaian diri, ketelitian sekaligus kecepatan dalam mengerjakan suatu pekerjaan.

Tipsnya :

* Jangan sekalipun menggunakan pensil mekanis dalam tes ini selainkan pensil biasa atau pulpen saja, karena tes ini sangat terikat dengan waktu. Pensil mekanis membutuhkan di-reload ketika ujung granitnya habis, mekanisme ini membutuhkan waktu sekitar 0.5-1 detik. Apabila anda melakukan reload dalam 10 lajur berarti anda telah kehilangan waktu 5-10 detik.
* Usahakan jumlah angka yang dijumlahkan di masing-masing kolom stabil. Hasilnya akan lebih baik jika dibandingkan anda memaksakan diri di awal tes namun tergopoh-gopoh di pertengahan dan akhir tes. Kendalikan diri anda untuk menghemat tenaga.
* Jangan sekalipun melakukan cheating terhadap waktu maupun hasil penjumlahan. Hal ini akan merugikan anda sendiri karena justru untuk cheating anda akan membutuhkan waktu sekian detik untuk memutuskan dan itu berarti justru membuang waktu dan memubuat grafik penjumlahan anda tidak alami.
* Hal yang paling penting dari keseluruhan tes kraeplein adalah konsentrasi. Terkadang anda akan merasa blank padapertengahan tes, namun anda harus bisa bangkit & fokus lagi pada tes. Untuk itu kondisi fisik sangat berpengaruh. Usahakan tidak begadang dan sarapan dahulu sebelum berangkat tes karena model tes ini sangat menyedot energi anda.

5. Wartegg Test. Tes ini terdiri atas 8 kotak yang berisi bentukan-bentukan tertentu seperti titik, garis kurva, 3 garis sejajar, kotak, dua garis saling memotong, dua garis terpisah, tujuh buah titik tersusun melengkung dan garis melengkung. Anda akan diminta menggambar kemudian menuliskan urutan gambar yang telah anda buat, lalu menuliskan nomor gambar mana paling disukai, tidak disukai, sulit dan mudah menurut anda. Yang diukur dalam tes ini adalah emosi, imajinasi, intelektual dan aktifitas subjek.

Tipsnya adalah:

* Urutan menggambar sebaiknya anda buat kombinasi antara sesuai nomor dan acak. Misalnya 1,2,3,4 kemudian 8,7,6,5. Karena apabila anda menggambar berdasarkan urutan 1,2,3,4,5,6,7,8 anda dipandang HRD sebagai orang yang kaku/konservatif sedangkan apabila anda menggambar secara acak misalnya 5,7,6,8,3,2,4,1 anda akan dipandang HRD sebagai orang yang terlalu kreatif, inovatif dan cenderung suka akan ‘breaking the low‘.
* Kalau anda bergender lelaki jangan mulai dengan nomor 5, karena beberapa anggapan menyebutkan hal ini berpengaruh terhadap orientasi seks anda. Berikut ini adalah salah satu contoh pengerjaan yang pernah digunakan penulis untuk melewati tahap psikotes ini:


6. Draw A Man Test (DAM). Tes ini mengharuskan anda untuk menggambar sesorang, unuk kemudian anda deskripsikan usia, jenis kelamin dan aktifitas orang tersebut. Tes ini dipergunakan untuk mengatahui tanggung jawab, kepercayaan diri, kestabilan dan ketahanan kerja.

Tipsnya:

* Gambarlah orang tersebut secara utuh mulai dari ujung kepala sampai ke ujung kaki, termasuk detil muka seperti mata, hidung, mulut dan telinga.dan Gambarlah orang tersebut dalam keadaan sedang melakukan aktifitas, misalnya eksekutif muda sedang menenteng koper dsb.

7. Army Alpha Intelegence Test. Tes ini terdiri atas 12 soal yang berisi kombinasi deretan angka dan deretan bentuk. Soal satu soal kadang terkait dengan soal sebelumya. Yang diukur dalam tes ini adalah kemampuan daya tangkap Anda dalam menerima dan melaksanakan instruksi dengan cepat dan tepat.

Tipsnya : konsentrasilah kepada apa yang dikatakan narator, karena narator tidak akan mengulang instruksi tersebut dan waktu yang diberikan sangat terbatas. Sabar, jangan terburu menjawab, sebelum narator selesai memberikan instruksi.

8. Menggambar Pohon. Tes ini terdiri atas tugas untuk menggambar pohon dengan kriteria : berkambium (dicotyl), bercabang dan berbuah. Sehingga tidak diperbolehkan kepada anda menggambar pohon jenis bambu, pisang, semak belukar ataupun jenis tanaman monocotyl lainnya.

Tipsnya :

* Pada setiap tes menggambar pohon yang pernah dilalui, penulis selalu menggambar pohon nangka. Karena pohon tersebut mewakili jenis tanaman dicotyl / berkambium.
* Walaupun anda tidak begitu pandai dalam hal menggambar, usahakan menggambar secara detil dan rinci setiap komponen dari pohon tersebut seperti tangkai, bentuk daun, kerapatan daun, buah, akar bahkan alur pohon.
* Untuk hasil yang lebih maksimal, fotolah pohon tersebut, pelajari karakter jenis pohonnya, kemudian latihlah kemampuan menggambar anda dengan mengacu pada foto tersebut.

9. Edwards Personal Preference Schedule (EPPS). Tes ini terdiri atas pilihan-pilhan jawaban yang paling mencerminkan diri anda. Tes ini dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar motivasi, kebutuhan dan motif seseorang.

Tipsnya:

* Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur sesuai dengan kondisi anda, setidaknya yang paling mendekati, karena pertanyaan akan berulang di nomor-nomor berikutnya, sehingga apabila jawaban anda tidak sinkron, hal ini akan merugikan Anda. Kejujuran anda terkait dengan cerminan kesesuaian diri anda terhadap lowongan pekerjaan yang anda lamar.
* Secara keseluruhan, tes EPPS ini memang paling sulit untuk di-adjustment (diakali), namun setidaknya ada beberapa pertanyaan yang bisa di-adjustment untuk disesuaikan dengan lowongan pekerjaan yang anda pilihan. Misalnya ketika anda melamar menjadi pegawai Bank, pilihlah jawaban-jawaban yang mencerminkan kejujuran, keteraturan, kedisiplinan dan mampu bekerja dalam teamwork.

Contoh Soalnya:

- A. Saya suka memuji orang yang saya kagumi
- B. Saya ingin merasa bebas untuk melakukan apa saja yang saya kehendaki

- A. Saya merasa bahwa dalam banyak hal saya kalah dibandingkan orang lain
- B. Saya suka mengelakkan tanggung jawab dan kewajiban-kewajiban

10. Learning By Doing. Pengalaman memang guru yang paling baik. Lakukan perbaikan-perbaikan secara continue baik terhadap diri anda maupun terhadap kemampuan anda, di setiap psikotes yang anda hadapi. Misalnya seperti : melatih diri terhadap kesalahan/kesulitan yang dihadapi pada psikotes sebelumnya, membaca kembali materi psikotes secara keseluruhan semalam sebelum menghadapi psikotes (refreshment) dan mempersiapkan fisik sebaik-baiknya karena pada dasarnya psikotes akan selalu Anda kerjakan dalam keadaan tegang dan tekanan.

Read More.. Read More..

Pertanyaan yang justru TIDAK BOLEH diajukan

Bukan rahasia lagi kalau kita diharuskan siap dengan daftar pertanyaan yang akan kita tanyakan pada interviewer saat kita melakukan interview kerja. Ketika interviewer bertanya “Apa ada pertanyaan yang ingin Anda ajukan?” maka kita harus siap menjawab “Ya”. Tetapi ada beberapa pertanyaan yang justru TIDAK BOLEH Anda ajukan, kecuali jika Anda ingin kehilangan pekerjaan itu. Apa saja pertanyaannya? Berikut tips yang bisa Anda simak.

1. Perusahaan Anda bergerak di bidang apa?

Ini pertanyaan yang masuk akal, jika Anda hidup di tahun 1950 atau 1980, ketika belum ada Internet. Sekarang ini, itu sudah menjadi tugas Anda untuk melakukan survey tentang perusahaan yang akan Anda lamar, sebelum Anda memutuskan datang saat wawancara. Beberapa hal yang perlu diketahui adalah: apa bidang usahanya, siapa saja pesaingnya, prestasi apa yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut baru-baru ini.

2. Apakah Anda akan mengecek latar belakang saya?

Pertanyaan yang sangat konyol, tetapi herannya ini masih sering juga ditanyakan. Jika Anda menanyakan hal ini, interviewer akan beranggapan Anda memiliki sesuatu yang perlu disembunyikan. Akan lebih baik jika kita bertanya “Bisakah Anda menjelaskan sedikit tentang proses seleksi yang akan dilakukan?”

3. Kapan saya akan mendapat kenaikan gaji?

Diterima kerja saja belum tentu, kok malah tanya kapan saatnya naik gaji? Alternatif pertanyaan yang lebih baik adalah “Apakah perusahaan Anda menerapkan penilaian tahunan terhadap kinerja dan gaji?” Tapi ingat, tanyakan ini HANYA pada wawancara kedua (jika Anda sudah berhasil melewati wawancara tahap pertama)

4. Apa Anda menawarkan posisi pekerjaan yang lain (selain dari yang Anda lamar-red.)?

Dalam mencari pekerjaan, Anda dituntut untuk berpikir cepat. Jika pekerjaan yang Anda lamar ternyata jauh di bawah kemampuan Anda, katakan saja begitu, jangan menanyakan pertanyaan “sapu jagat” seperti diatas. Anda bisa mengatakan “Pekerjaan ini kedengarannya menarik. Tapi jujur saja, saya digaji 30% lebih banyak dan dipercaya untuk mengawasi orang di pekerjaan saya sebelumnya. Bisakah Anda membantu saya menjelaskan jenjang karir untuk pekerjaan ini?” Ini pertanyaan pancingan bagi interviewer untuk memberikan posisi pekerjaan lain yang mungkin ditawarkan.

5. Kapan saya bisa pindah ke posisi lain (selain dari posisi yang Anda lamar-red.)?

Ini sama saja dengan mengatakan “Saya ingin segera pindah dari posisi yang saya lamar”. Jika Anda menyukai posisi itu, ambillah. Jika tidak, tunggulah kesempatan lainnya. Hampir semua perusahaan akan menempatkan Anda pada posisi yang Anda lamar untuk setidaknya 1 tahun kedepan. Setelah itu, baru mereka dapat mempertimbangkan transfer internal.

6. Bisakah Anda memberitahukan jalur bis mana yang harus saya tempuh menuju ke tempat kerja?

Memangnya interviewer Anda itu siapa? Sopir bus? Kernet angkot? Cari sendiri informasi itu. Bukan tanggung jawab mereka memberitahukan Anda bagaimana Anda bisa menuju ke kantor.

7. Apa perusahaan Anda mengijinkan break kerja untuk merokok?

Jika Anda bekerja di perusahaan retail atau call center, Anda bisa menanyakan tentang break. Jika ketergantungan Anda pada rokok sudah demikian parahnya hingga Anda harus break sebelum makan siang, maka Anda perlu menghubungi dokter. Banyak perusahaan yang tidak mengijinkan aktivitas merokok di tempat kerja, beberapa bahkan tidak mau mempekerjakan perokok sama sekali.

8. Apakah (kondisi kesehatan saya) dicakup oleh asuransi?

Ini pertanyaan buruk karena 2 alasan:

a.Anda tidak ingin membeberkan masalah kesehatan Anda pada orang lain, terutama pada mereka yang akan mempekerjakan Anda. Anda bisa mengetahui tentang cakupan asuransi dengan menanyakan buku pedoman asuransi yang digunakan, HANYA pada kesempatan wawancara berikutnya (bukan pada wawancara pertama).

b.Manajer departemen tidak mungkin mengetahui secara rinci tentang penyakit apa saja yang dicakup oleh pihak asuransi. Bahkan hanya sedikit pegawai bagian HRD yang mengetahui hal ini. Anda bertanya pada orang yang salah. Selain itu, biasanya, pegawai yang dalam masa percobaan (3-12 bulan pertama) belum tercakup oleh asuransi perusahaan.

9. Apakah Anda melakukan tes NAPZA?

Jika melakukan tes NAPZA bertentangan dengan filosofi Anda, tunggu hingga saat yang tepat untuk mengajukan keberatan Anda, yaitu pada saat mereka meminta Anda secara langsung untuk melakukan tes. Jika tidak, maka sama saja Anda berkata “Saya akan gagal pada tes NAPZA”.

10. Jika Anda menerima saya, bisakah saya mulai (3 minggu dari sekarang)?

Biasanya perusahaan memberikan tenggang waktu maksimal 2 minggu kepada kita untuk mulai bekerja (jika kita diterima). Jika Anda sedang tidak memiliki pekerjaan, mereka akan mempercepat tenggang waktu itu, supaya Anda bisa langsung mulai bekerja. Jika Anda meminta waktu lebih dari 2 minggu untuk bekerja, mereka akan berpikir dua kali tentang keseriusan Anda bekerja untuk mereka. Lagipula, pengunduran waktu mulai bekerja adalah sesuatu yang dapat diminta SETELAH Anda mendapatkan pekerjaan yang diinginkan, bukan sebelumnya.

Read More.. Read More..

Tips menjawab 18 pertanyaan tersulit wawancara pekerjaan

Sudah bukan rahasia lagi kalau interview atau wawancara pekerjaan merupakan hal paling kritikal untuk mendapatkan pekerjaan yang Anda inginkan. Karena itu, tentu Anda tahu bahwa Anda harus mempersiapkan diri Anda seprima mungkin, baik fisik dan mental. Ketok kali ini akan memberi Anda tips untuk menghadapi delapan belas pertanyaan yang paling umum dan tersulit dalam sebuah wawancara pekerjaan.

1. Beritahukan kami tentang diri Anda?

Biasanya ini merupakan pertanyaan pembuka, karena itu jangan menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menjawabnya. Berikan jawaban yang menjawab empat subjek: tahun-tahun terakhir, pendidikan, sejarah kerja, dan pengalaman karir terakhir.

2. Apa yang Anda ketahui tentang kami?

Ketika pertanyaan ini dikeluarkan, anda diharapkan mampu mendiskusikan produk atau pelayanan, pendapatan, reputasi, pandangan masyarakat, trget, permasalahan, gaya managemen, orang-orang di dalamnya, sejarah, dan filosofi perusahaan. Berikan jawaban yang memberitahu pewawancara bahwa Anda meluangkan waktu mencari tahu tentang perusahaan tersebut, namun jangan beraksi seperti Anda tahu segalanya tentang perusahaan tersebut, tunjukan keinginan mempelajari lebih banyak tentang perusahaan tersebut, dan jangan memberikan jawaban negatif seperti "Saya tahu perusahaan anda mengalami problema-problema, itu alasan saya disini". Tekankan keunggulan perusahaan dan minat Anda terhadap hal tersebut.

3. Apa yang dapat Anda berikan pada kami (yang orang lain tidak bisa beri)?

Sebutkan prestasi-prestasi dan jenjang karir yang Anda telah capai. Sebutkan kemampuan dan hal-hal yang menarik perhatian Anda, gabungkan dengan sejarah Anda mencapai hal-hal itu. Sebutkan kemampuan Anda menentukan prioritas, mengidentifikasi masalah, dan

4. Apa yang paling menarik menurut Anda dari pekerjaan ini? Dan apa yang paling tidak menarik?

Sebutkan tiga sampai empat faktor menarik dari pekerjaan yang anda hendak ambil dan satu hal kecil sebagai faktor yang kurang menarik.

5. Mengapa kami harus merekrut Anda?

Pertanyaan ini saam seperti pertanyaan nomor empat, sebutkan saja kemampuan-kemampuan Anda yang mampu mendukung perusahaan tersebut.

6. Apa yang Anda cari di dalam sebuah pekerjaan?

Berikan jawaban yang berkisar pada oportunitas di dalam organisasi. Beritahukan pewawancara kalau Anda ingin memberikan kontribusi dan dikenali. Hindari jawaban yang mempersoalkan kestabilan keuangan pribadi.

7. Menurut Anda, apa definisi dari posisi yang Anda inginkan?

Berikan jawaban yang singkat dan berkisar tentang tugas dan kewajiban. Pastikan Anda mengerti posisi tersebut sebelum Anda hendak menjawab.

8. Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk memberikan kontribusi berarti bagi kami?

Beri jawaban yang realistik. Beritahukan pewawancara bahwa walaupun Anda akan berusaha mengatasi segala harapan dan tantangan dari hari pertama, Anda membutuhkan sekitar enam bulan untuk benar-benar mengerti organisasi perusahaan dan kebutuhannya.

9. Berapa lama Anda akan bersama kami?

Beritahukan pewawancara bahwa Anda tertarik berkarir bersama perusahaan tersebut namun Anda ingin tetap tertantang untuk mencapai target bersama.

10. Dari resume Anda, kami rasa Anda terlalu berpengalaman untuk posisi ini. Bagaimana pendapat Anda?

Ini pertanyaan jebakan. Anda diharapkan untuk tetap rendah hati namun percaya diri dengan kemampuan Anda. Cara terbaik menanganinya adalah menjawab bahwa Anda butuh mengenal perusahaan lebih jauh sebelum dapat dengan efisien bekerja di tingkat yang lebih tinggi.

11. Kenapa Anda meninggalkan pekerjaan Anda yang sebelumnya?

Anda sebaiknya menjawab pertanyaan ini dengan jujur namun singkat dan jelas termasuk jika hal tersebut karena Anda dipecat. Namun yang perlu diperhatikan, Anda sebaiknya jangan menyebutkan konflik pribadi. Perlu Anda perhitungkan bahwa pewawancara mungkin akan bertanya banyak soal masalah ini, jangan sampai Anda terbawa emosi.

12. Apa yang Anda rasakan ketika harus meninggalkan pekerjaan Anda?

Beritahu pewawancara bahwa Anda merasa khawatir namun jangan terkesan panik. Katakan bahwa Anda siap menerima segala resiko demi mendapatkan pekerjaan yang cocok untuk Anda. Jangan menunjukan bahwa Anda lebih mementingkan kestabilan keuangan.

13. Pada pekerjaan Anda sebelumnya, apa yang berkenan dengan Anda? Dan apa yang tidak berkenan?

Berhati-hatilah dalam menjawab pertanyaan ini dan kemukakan hal-hal positif. Deskripsikan lebih banyak hal yang Anda sukai daripada yang Anda tidak sukai. Jangan menyebutkan masalah pribadi. Jika Anda membuat pekerjaan sebelumnya terkesan buruk, pewawancara akan bertanya-tanya mengapa Anda berada disana. Hal ini jelas mengurangi profesionalisme Anda.

14. Apa pendapat Anda tentang bos Anda sebelumnya?

Ini juga pertanyaan yang harus Anda jawab dengan hati-hati. Sebisa mungkin jawablah pertanyaan ini dengan positif karena calon bos Anda akan merasa Anda akan membicarakan hal-hal buruk tentang dia seperti apa yang telah Anda lakukan terhadap bos yang terdahulu.

15. Mengapa Anda tidak mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di usia Anda?

Lagi-lagi ini bisa menjadi pertanyaan jebakan. Beritahukan pewawancara bahwa inilah alasan Anda mencari lowongan pekerjaan di perusahaan tersebut. Jangan bersikap defensif.

16. Berapa gaji yang Anda minta?

Ini pertanyaan yang mengiurkan, namun pastikan Anda menyebutkan angka kisaran yang Anda yakin merupakan gaji yang pantas atau bertanya pada pewawancara berapa kisaran pada pekerjaan sejenis. Jika Anda diberi pertanyaan ini dari awal wawancara, sebaiknya Anda mengelaknya dengan mengatakan Anda ingin tahu seberapa banyak tanggung jawab yang akan Anda pegang di perusahaan tersebut. Tekankan bahwa Anda lebih mementingkan pekerjaannya namun jangan menjual standar Anda.

17. Apa target jangka panjang Anda?

Untuk menjawab pertanyaan ini, Anda lagi-lagi diharuskan meneliti perusahaan tersebut dan mengetahui rencana dan/atau target mereka lalu memberikan jawaban yang singkron dengan milik perusahaan.

18. Seberapa sukses yang Anda rasa telah capai?

Berikan jawaban yang positif dan percaya diri, namun jangan memberikan jawaban yang berlebih. Jangan membuat pewawancara merasa Anda seorang yang suka membesar-besarkan sesuatu.
Sekian dulu bro.
thx dah baca...

Read More.. Read More..

8 Pertanyaan jebakan sewaktu Interview

Tips ini buat temen-temen yang mo nyari kerja terus mau masuk ke segmen wawancara, biasa nya perusahaan akan tahu bagaimana kita lewat wawancara…so wawancara adalah bagian penting dari melamar pekerjaan…nah ini merupakan pertanyaan jebakan perusahaan yang biasa di tanyakan ke kita untuk melihat kepribadian kita…check it out….

1. Mengapa kami harus mempekerjakan Anda?
Ini peluang Anda untuk “menjual” diri Anda. Uraikan dengan singkat dan jelas kelebihan yang Anda miliki, kualifikasi Anda dan apa yang dapat Anda sumbangkan bagi perusahaan tersebut. Hati-hati , jangan memberikan jawaban yang terlalu umum. Hampir setiap orang mengatakan mereka merupakan seorang pekerja keras dan memiliki motivasi. Berikanlah jawaban yang memperlihatkan keunikan yang Anda miliki.

2. Mengapa tertarik bekerja di perusahaan ini?
Pertanyaan ini merupakan salah satu alat bagi si pewawancara untuk mengetahui apakah Anda mempersiapkan diri anda dengan baik. Jangan pernah datang untuk sebuah wawancara pekerjaan tanpa mengetahui latar belakang perusahaan. Dengan memiliki informasi yang cukup mengenai latar belakang perusahaan tersebut maka pertanyaan di atas memberikan kesempatan kepada Anda untuk memperlihatkan inisiatif, dan menunjukkan apakah pengalaman serta kualifikasi yang Anda miliki sepadan dengan posisi yang diperlukan.

3. Apa kelemahan utama Anda?
Rahasia dalam menjawab pertanyaan di atas adalah dengan berkata jujur mengenai kelemahan Anda, tapi jangan lupa menjelaskan bagaimana Anda mengubah kelemahan tersebut menjadi kelebihan. Misalnya, bila Anda memiliki masalah dengan perusahaan terdahulu, perlihatkan langkah yang Anda ambil. Hal ini memperlihatkan bahwa Anda memiliki kemampuan dalam mengenali aspek yang perlu diperbaiki dan inisiatif dalam memperbaiki diri Anda.

4. Mengapa berhenti dari perusahaan terdahulu?
Walaupun Anda berhenti dari pekerjaan terdahulu dengan cara yang tidak baik, Anda harus berhati-hati dalam memberikan jawaban. Usahakan untuk memberikan jawaban yang diplomatis. Bila Anda memberikan jawaban yang mengandung aspek negatif, kompensasikan jawaban tadi dengan jawaban yang positif. Bila anda mengeluhkan tentang pekerjaan terdahulu, maka hal ini tidak memberi poin apa-apa buat Anda.

5. Bagaimana Anda mengatasi masalah?
Tidak mudah memberikan jawaban bila Anda mendapatkan pertanyaan seperti di atas, terutama bila Anda baru lulus dan tidak memiliki pengalaman kerja. Pewawancara ingin melihat apakah Anda dapat berpikir kritis dan mengembangkan solusi tanpa melihat jenis permasalahan yang Anda hadapi, bahkan walaupun Anda tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengatasi masalah yang dihadapi. Gambarkan langkah-langkah yang Anda lakukan dalam memprioritaskan pekerjaan. Hal ini memperlihatkan bahwa Anda bertanggungjawab dan tetap dapat berpikir jernih walaupun sedang menghadapi masalah.

6. Prestasi apa yang dibanggakan?
Rahasia dari pertanyaan di atas adalah dengan menyeleksi dan memilih secara spesifik prestasi yang berhubungan dengan posisi yang sedang ditawarkan. Walaupun Anda pernah menjuarai bola basket pada waktu kuliah, tetapi ini bukan merupakan sebuah jawaban yang diharapkan. Berikan jawaban yang lebih profesional dan lebih relevan. Pikirkan kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut dan kembangkan contoh yang memperlihatkan bagaimana Anda dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.

7. Berapa gaji yang Anda harapkan?
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang tersulit terutama bagi mereka yang tidak memiliki pengalaman kerja yang cukup.Yang perlu Anda lakukan sebelum wawancara adalah mencari tahu pasaran gaji untuk posisi yang ditawarkan agar Anda dapat memberikan jawaban atas pertanyaan ini. Beritahu pewawancara bahwa Anda terbuka untuk membicarakan mengenai kompensasi bila saatnya tiba. Bila terpaksa, berikan jawaban yang berupa kisaran angka, bukan angka tertentu.

8. Bisa ceritakan mengenai diri Anda?
Mungkin pertanyaan di atas tampaknya mudah tetapi pada kenyataannya tidaklah semudah yang Anda bayangkan. Yang pasti Anda harus menyadari bahwa pewawancara tidak tertarik untuk mengetahui apa yang Anda lakukan di akhir pekan ataupun dari daerah mana Anda berasal. Pewawancara berusaha mengetahui Anda secara profesional. Siapkan dua atau tiga poin mengenai diri Anda, baik pengalaman kerja maupun sasaran karir Anda dan tetap konsisten. Rangkum jawaban Anda dengan mengungkapkan keinginan Anda sebagai bagian dari perusahaan tersebut. Bila memiliki jawaban yang mantap maka hal ini dapat membawa Anda pada pembicaraan yang memperlihatkan kualifikasi Anda.

Read More.. Read More..

Saran-Saran Menghadapi Wawancara

Bagi anda yang dipanggil untuk menjalani wawancara kerja, sebaiknya anda memperhatikan beberapa saran di bawah ini.

* Pastikan anda sudah tahu tempat wawancara. Disarankan beberapa hari sebelum wawancara, anda sudah mengetahui tempatnya, bahkan sudah melihat tempatnya.
* Jika tidak diberitahu terlebih dulu jenis pakaian apa yang harus dipakai, maka gunakan pakaian yang bersifat formal, bersih dan rapi.
* Baca kembali surat lamaran, CV anda, dan surat panggilan wawancara tersebut. Jangan lupa untuk membawa surat-surat atau dokumen-dokumen tersebut serta peralatan tulis saat wawancara.
* Mempersiapkan diri menjawab berbagai pertanyaan yang mungkin diajukan pewawancara. Sebaiknya anda berlatih bersama rekan untuk mengantisipasi semua kemungkinan pertanyaan yang akan dilontarkan pewawancara, sehingga pertanyaan apa pun yang diajukan dapat dijawab dengan memuaskan.
Anda dapat menggunakan "daftar/contoh pertanyaan umum" (silakan klik) pada situs ini untuk berlatih menjawabnya bersama rekan anda.
* Sebelum berangkat ke tempat wawancara, berdoalah terlebih dulu sesuai keyakinan anda.
* Usahakan untuk tiba sepuluh menit lebih awal, jika terpaksa terlambat karena ada gangguan di perjalanan segera beritahu perusahaan (pewawancara). Namun usahakan jangan terlambat, karena banyak perusahaan yang langsung menganggap anda gagal bila terlambat.
* Sapa satpam atau resepsionis yang anda temui dengan ramah.
* Jika harus mengisi formulir, isilah dengan lengkap dan rapi.
* Ucapkan salam (selamat pagi/siang/sore) kepada para pewawancara dan jika harus berjabat-tangan, jabatlah dengan erat (tidak terlalu keras namun tidak lemas).
* Tetaplah berdiri sampai anda dipersilakan untuk duduk. Duduk dengan posisi yang tegak dan seimbang.
* Persiapkan surat lamaran, CV anda, dan surat panggilan wawancara.
* Ingat dengan baik nama pewawancara.
* Lakukan kontak mata dengan pewawancara.
* Tetap fokus pada pertanyaan yang diajukan pewawancara.
* Tunjukkan antusiasme dan ketertarikan anda pada jabatan yang dilamar dan pada perusahaan.
* Gunakan bahasa formal, bukan prokem atau bahasa gaul; kecuali anda diwawancarai untuk mampu menggunakan bahasa tersebut.
* Tampilkan hal-hal positif yang pernah anda raih.
* Tunjukkan energi dan rasa percaya diri yang tinggi, namun jangan berkesan sombong atau takabur. Banyak yang gagal hanya lantaran berkesan sombong, takabur, atau sok tahu.
* Tunjukkan apa yang bisa anda perbuat untuk perusahaan bukan apa yang bisa diberikan oleh perusahaan kepada anda.
* Jelaskan serinci mungkin hal-hal yang ditanyakan oleh pewawancara.
* Ajukan beberapa pertanyaan bermutu di seputar pekerjaan anda dan bisnis perusahaan secara umum.
* Berbicara dengan cukup keras sehingga suara jelas terdengar oleh pewawancara.
* Akhiri wawancara dengan menanyakan apa yang harus anda lakukan selanjutnya.
* Ucapkan banyak terima kasih kepada pewawancara atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada anda.

Read More.. Read More..

Seputar Wawancara

Wawancara adalah Seni Berkomunikasi

Wawancara yang efektif adalah merupakan suatu seni berkomunikasi. Di mana pewawancara dan orang yang diwawancarai mengerti apa yang dimaksud masing-masing pihak. Hal ini adalah inti dari keberhasilan wawancara tersebut. Anda dapat bayangkan apabila anda di posisi pewawancara jika menghadapi lawan bicara anda ditanya dan tidak menjawab sepatah kata pun juga, maka anda akan gusar dan akan jenuh bahkan jengkel menghadapinya.

Begitupun juga apabila menghadapi orang yang diajak bicara dengan pertanyaan satu jenis kalimat tetapi ia menjawab 10 jenis kalimat, dapat dibayangkan bahwa betapa kesal dan jengkelnya diri anda.

Tetapi lain halnya apabila anda mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara dengan “kooperatif”, dengan kata lain menjawab pertanyaan dengan baik dan sesuai kandungan jawaban yang diharapkan dari pertanyaan yang diajukan.

Dan juga yang terpenting adalah tidak memotong pembicaraan pada saat pertanyaan dan pernyataan diajukan kepada anda dari pewawancara tersebut. Kendalikanlah diri anda sebaik mungkin, meskipun anda tidak sependapat dengan pewawancara apalagi kalau hal tersebut adalah sebuah jebakan yang di sengaja. Dan tetaplah selalu waspada dan bijaksana. Pada intinya adalah pewawancara ada pada posisi yang selalu menang.

Hilangkan perasaan grogi dengan cara sebagai berikut :

1. Apabila anda merasa tegang, maka anda dapat menarik nafas dalam-dalam. Jangan gugup, tetapi harus tenang, bila gugup, apa yang ditanya tidak dapat keluar sepatah kata pun dari mulut anda.
2. Motivasi diri anda sendiri “Aku harus bisa”, maka anda akan hadapi semua permasalahan dengan optimis dan berpikir positif.
3. Hilangkan beban yang menghimpit anda saat wawancara, karena hal ini akan mengganggu jalannya wawancara.

Sikap Ketika Menghadapi Wawancara

Pada saat anda dipanggil untuk melakukan wawancara, sikap anda harus dijaga dan tidak perlu berlebihan, misalnya berjalan seperti orang yang ketakutan, dengan posisi terlalu merunduk bagaikan pelayan yang akan menghidangkan makanan. Hal ini menunjukkan bahwa anda bukanlah orang yang tepat untuk memulai suatu karir. Tetapi anda pun jangan membusungkan dada atau terlalu santai, sehingga terkesan sombong. Bersikaplah wajar dan sederhana, seperti ketika anda bertamu, wajar saja tanpa harus dibuat-buat.

Kemudian ucapkan salam sambil berjabat tangan dan tersenyum kepada pewawancara. Pada saat anda berjabat tangan usahakan jangan terlalu kencang menggenggam sehingga si pewawancara merasa kesakita, tetapi juga jangan terlalu ringan atau hanya menempel saja, hal ini tidak memberikan kesan apa-apa. Tetapi yang harus diperhatikan adalah jabat tangan dengan tegas dan kedua tangan bertemu penuh. Hal ini dapat menunjukkan karakter seseorang, oleh karena itu biasanya bagi seseorang yang optimis dan enerjik, cara berjabat tangan pun akan tegas dan tidak ngambang.

Pada saat anda dipersilakan duduk, duduklah dengan sopan, tegak tetapi tidak terkesan menantang. Juga jangan terlalu menunduk. Pandangan ke arah pewawancara. Juga jangan terkesan menantang.
Selamat mencoba.

Read More.. Read More..

Resume Soft Skills

Examples of soft skills that you could integrate in your resume:

* problem solving
* communication team player skills
* conflict management
* interpersonal skills
* planning and organization
* leadership and motivation skills
* initiative

Employers are realizing how a candidate's soft skills can help them determine which potential employee should be offered the job. When you are short listed and there are two or three remaining candidates, your soft skills can give you that extra push that will win you the race.

Most job candidates do not emphasize their job skills nearly enough. Communication, team leadership and planning are all transferable skills and very useful to the candidates who are changing careers. Most job adverts specify 'soft skills' in their requirements.

When writing your resume for a specific job, include the soft skills required in the job description and design your other work accomplishments around them.

When marketing your soft skills, be sure to identify the specific soft skills the employer is requesting then build your resume around them. For example, when you begin describing your soft skills ask yourself questions like this, 'What are my specific problem solving skills? How do I use problem solving on the job? Why is problem solving important in my job?'

Read More.. Read More..

The Top 60 Soft Skills at Work

Soft skills play a vital role for professional success; they help one to excel in the workplace and their importance cannot be denied in this age of information and knowledge. Good soft skills -- which are in fact scarce -- in the highly competitive corporate world will help you stand out in a milieu of routine job seekers with mediocre skills and talent.

The Smyth County Industry Council, a governing body based in the US, conducted a survey recently. The results of the survey was called the Workforce Profile which found "an across-the-board unanimous profile of skills and characteristics needed to make a good employee." The people most likely to be hired for available jobs have what employers call "soft skills".

Here were some of the findings according to the workforce study:

The most common traits, mentioned by virtually every employer, were:

~ Positive work ethic.

~ Good attitude.

~ Desire to learn and be trained.

Mohan Rao, a technical director with Emmellen Biotech Pharmaceuticals Ltd, Mumbai defines a 'good attitude: "It is a behavioural skill, which cannot be taught. However it can be developed through continuous training. It represents the reactive nature of the individual and is about looking at things with the right perspective. You must be ready to solve problems proactively and create win-win situations. And you must be able to take ownership ie responsibility for your actions and lead from the front without calling it quits at the most critical moment."

Most of the business leaders observed that they could find workers who have "hard skills" ie the capability to operate machinery or fulfill other tasks, but many potential hires lack the "soft skills" that a company needs.

CEOs and human resource managers said they are ready to hire workers who demonstrate a high level of "soft skills" and then train them for the specific jobs available. The ever-changing impact of technology has given hard-skills-only workers a short shelf life.

According to results of the Workforce Profile, (source: www.workforce.com) the more valuable employee is one who can grow and learn as the business changes.

Soft skills "are as important, if not more important, than traditional hard skills to an employer looking to hire -- regardless of industry or job type. This could offer a major breakthrough as educators and training providers seek to develop and cluster training courses to fit business and industry needs."

Top 60 soft skills

The Workforce Profile defined about 60 "soft skills", which employers seek. They are applicable to any field of work, according to the study, and are the "personal traits and skills that employers state are the most important when selecting employees for jobs of any type."

1. Math.
2. Safety.
3. Courtesy.
4. Honesty.
5. Grammar.
6. Reliability.
7. Flexibility.
8. Team skills.
9. Eye contact.
10. Cooperation.
11. Adaptability.
12. Follow rules.
13. Self-directed.
14 Good attitude.
15. Writing skills.
16. Driver's license.
17. Dependability.
18. Advanced math.
19. Self-supervising.
20. Good references.
21. Being drug free.
22. Good attendance.
23. Personal energy.
24. Work experience.
25. Ability to measure.
26. Personal integrity.
27. Good work history.
28. Positive work ethic.
29. Interpersonal skills.
30. Motivational skills.
31. Valuing education.
32. Personal chemistry.
33. Willingness to learn.
34. Common sense.
35. Critical thinking skills.
36. Knowledge of fractions.
37. Reporting to work on time.
38. Use of rulers and calculators.
39. Good personal appearance.
40. Wanting to do a good job.
41. Basic spelling and grammar.
42. Reading and comprehension.
43. Ability to follow regulations.
44. Willingness to be accountable.
45. Ability to fill out a job application.
46. Ability to make production quotas.
47. Basic manufacturing skills training.
48. Awareness of how business works.
49. Staying on the job until it is finished.
50. Ability to read and follow instructions.
51. Willingness to work second and third shifts.
52. Caring about seeing the company succeed.
53. Understanding what the world is all about.
54. Ability to listen and document what you have heard.
55. Commitment to continued training and learning.
56. Willingness to take instruction and responsibility.
57. Ability to relate to coworkers in a close environment.
58. Not expecting to become a supervisor in the first six months.
59. Willingness to be a good worker and go beyond the traditional eight-hour day.
60. Communication skills with public, fellow employees, supervisors, and customers.

How many soft skills do you possess?

Read More.. Read More..

6 'soft' skills you need for success

Areputed software company in India is all geared up for a client visit.

The clients have indicated that, after inspecting the progress of the project they have outsourced, they would like to meet the team members working on it.

Why? To select one team member for a stint onsite -- something almost every software engineer aspires for.

Ravi has been one of the most active members in the project and has done a wonderful job. He is technically brilliant, but has some concerns:

* Will he able to communicate his performance to the client in an impressive manner so that he is chosen?
* Why do his team mates not prefer to come to him for solutions and go to less capable people instead?
* His project manager doesn't seem to be very warm towards him either, although he does drop in those occasional mails appreciating his work.

image Here is a typical scenario in an IT company; or for that matter, any organisation where interpersonal communication is involved. Or, like in Ravi's case, where an employee suffers from a lack of interpersonal skills.

Are technical/ job-related skills enough?

Technical and job-related skills are a must, but they are NOT sufficient when it comes to progressing up the ladder.

With the traditional paternalistic style of leadership becoming passé, professional managers expect their teams to be proactive and communicate openly.

"Soft skills are very important in business. It is essential to be technically sound, but one should also have the ability to convey the idea to the masses in the simplest possible manner," says Mayurkumar Gadewar, an ERP consultant with Pricewaterhouse Coopers.

With the boom in outsourcing taking root across industries, many professionals and subject matter experts directly deal with their clients on a regular basis.

Their approachability and people skills are what ultimately sustain the contract their employers have bagged.

"Planning is necessary but execution is also equally important. And it takes soft skills to execute any idea because it involves dealing with people directly," says Gadewar.

6 soft skills for every hard-nosed professional

Behavioural training experts say there are several soft skills are required in these circumstances. Some of them include:

i. Interpersonal skills

ii. Team spirit

iii. Social grace

iv. Business etiquette

v. Negotiation skills

vi. Behavioural traits such as attitude, motivation and time management

Do you have these? If your answer is yes, good for you.

But if your answer is no, then you know it is time to approach either a training organisation or a training consultant.

Will formal training enhance your soft skills?

There is a lot of argument in the industry as to whether it is possible to enhance soft skills in a few hours of training, especially when one considers the fact that a person has lived with those traits all his life. To this, the answer is harsh but real -- a professional who wants to do well in his/ her career does not really have a choice.

In the initial years of your career, your technical abilities are important to get good assignments. However, when it comes to growing in an organisation, it is your personality that matters, more so in large organisations where several people with similar technical expertise will compete for a promotion.

Training on soft skills becomes all the more relevant in a country like India where the education system does not delve into personality development.

"Soft skills training is essential because we do not have it in our academic curricula. Therefore, corporate houses have to take up the task of grooming employees who are the link between the company and the external world, so that they are able to present themselves better, " says Sumeet Mehta, an equity research analyst with Fortis Securities Ltd.

Be your own trainer!

While organisations are definitely investing in augmenting their staff's people skills, here are some inputs for professionals and students who would like to initiate the process themselves:

i. Be a part of team activities

It could be either as a part of your church choir, or an NGO, or your local youth circle.

Observe your own behaviour in the group and how you relate to others.

ii. Ask family members or close friends to write down your best and worst traits.

Ideally, have at least four to five people do this for you.

Evaluate the common traits all of them have mentioned. Thus, you can be aware of your strengths and work improving your weaknesses.

iii. How well do you manage your time?

Think.

Can you do more in life? Or is your day too crammed with activities? Effective time management is very essential in the corporate world.

iv. Introspect on how you react to feedback.

In organisations, people skills mostly come into the picture when there is feedback given -- be it for an idea, an executed project or a presentation.

You are judged by the way you respond to feedback.

Do you get defensive?

Do you insist you were right?

Do you meekly accept criticism?

Remember, people tend to be judged and stereotyped according to their responses. You will, too.

v. How good are you at critiquing?

While responding to feedback is one side of the coin, giving feedback is the other side.

Are you aggressive? Pessimistic? Do you believe in constructive criticism? Or prefer to be the yes-man?

vi. Live consciously

Any organisation is manned by people, therefore soft skills are all about how you deal with people and present yourself.

Though it may be easier said than done, soft skills can be enhanced simply by being aware of oneself and living consciously

Read More.. Read More..