Minggu, 28 Maret 2010

Seputar Wawancara

Wawancara adalah Seni Berkomunikasi

Wawancara yang efektif adalah merupakan suatu seni berkomunikasi. Di mana pewawancara dan orang yang diwawancarai mengerti apa yang dimaksud masing-masing pihak. Hal ini adalah inti dari keberhasilan wawancara tersebut. Anda dapat bayangkan apabila anda di posisi pewawancara jika menghadapi lawan bicara anda ditanya dan tidak menjawab sepatah kata pun juga, maka anda akan gusar dan akan jenuh bahkan jengkel menghadapinya.

Begitupun juga apabila menghadapi orang yang diajak bicara dengan pertanyaan satu jenis kalimat tetapi ia menjawab 10 jenis kalimat, dapat dibayangkan bahwa betapa kesal dan jengkelnya diri anda.

Tetapi lain halnya apabila anda mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara dengan “kooperatif”, dengan kata lain menjawab pertanyaan dengan baik dan sesuai kandungan jawaban yang diharapkan dari pertanyaan yang diajukan.

Dan juga yang terpenting adalah tidak memotong pembicaraan pada saat pertanyaan dan pernyataan diajukan kepada anda dari pewawancara tersebut. Kendalikanlah diri anda sebaik mungkin, meskipun anda tidak sependapat dengan pewawancara apalagi kalau hal tersebut adalah sebuah jebakan yang di sengaja. Dan tetaplah selalu waspada dan bijaksana. Pada intinya adalah pewawancara ada pada posisi yang selalu menang.

Hilangkan perasaan grogi dengan cara sebagai berikut :

1. Apabila anda merasa tegang, maka anda dapat menarik nafas dalam-dalam. Jangan gugup, tetapi harus tenang, bila gugup, apa yang ditanya tidak dapat keluar sepatah kata pun dari mulut anda.
2. Motivasi diri anda sendiri “Aku harus bisa”, maka anda akan hadapi semua permasalahan dengan optimis dan berpikir positif.
3. Hilangkan beban yang menghimpit anda saat wawancara, karena hal ini akan mengganggu jalannya wawancara.

Sikap Ketika Menghadapi Wawancara

Pada saat anda dipanggil untuk melakukan wawancara, sikap anda harus dijaga dan tidak perlu berlebihan, misalnya berjalan seperti orang yang ketakutan, dengan posisi terlalu merunduk bagaikan pelayan yang akan menghidangkan makanan. Hal ini menunjukkan bahwa anda bukanlah orang yang tepat untuk memulai suatu karir. Tetapi anda pun jangan membusungkan dada atau terlalu santai, sehingga terkesan sombong. Bersikaplah wajar dan sederhana, seperti ketika anda bertamu, wajar saja tanpa harus dibuat-buat.

Kemudian ucapkan salam sambil berjabat tangan dan tersenyum kepada pewawancara. Pada saat anda berjabat tangan usahakan jangan terlalu kencang menggenggam sehingga si pewawancara merasa kesakita, tetapi juga jangan terlalu ringan atau hanya menempel saja, hal ini tidak memberikan kesan apa-apa. Tetapi yang harus diperhatikan adalah jabat tangan dengan tegas dan kedua tangan bertemu penuh. Hal ini dapat menunjukkan karakter seseorang, oleh karena itu biasanya bagi seseorang yang optimis dan enerjik, cara berjabat tangan pun akan tegas dan tidak ngambang.

Pada saat anda dipersilakan duduk, duduklah dengan sopan, tegak tetapi tidak terkesan menantang. Juga jangan terlalu menunduk. Pandangan ke arah pewawancara. Juga jangan terkesan menantang.
Selamat mencoba.

0 komentar: